Tak dapat dipungkiri, sebelum berangkat ke kota besar untuk mengubah nasib atau mengejar cita-cita, lazimnya, para perantau selalu dibekali dengan “sesuatu” sebagai upaya untuk pagar diri ….
oleh: Merva Aulia
Neomisteri – Ketiga mantra karuhun ini neomisteri dapatkan dari Kang Herman (37 tahun) demikian sapaan akrabnya pada suatu malam. Lelaki dua anak yang berasal dari Serang, Banten, telah hampir sepuluh tahun merantau di Banjarmasin — bahkan, mendapatkan jodoh di tanah perantauannya — agaknya, ia lebih memilih untuk terus tinggal di Banjarmasin, mengingat almarhum ayah mertuanya juga menitipkan sebidang kebun karet yang harus dirawat. Maklum, Kak Uni (Seruni-red) adalah anak semata wayang.
Baca juga: Mantra Kulhu Geni
Dalam keseharian, Kang Herman bekerja di salah satu bengkel motor yang lumayan besar. Penghasilannya lebih dari cukup, namun begitu, Kang Herman dan Kak Uni tidak sombong. Boleh dikata, mereka adalah keluarga yang ramah, santun, dan suka menolong orang.
Kelebihan Kang Herman baru terungkap ketika ia menolong seorang gadis yanag hendak dirampas motornya. Waktu itu, setelah si gadis diminta untuk menepi, Kang Herman langsung saja dikelilingi empat lelaki yang begitu beringas karena niatnya terhalangi. Lelaki yang berdiri di depan Kang Herman langsung jatuh akibat terkena pukulan telak di rahangnya, bersamaan dengan itu, si gadis yang hendak dirampas motonya menjerit ketakutan ketika melihat parang panjang terayun menebas leher Kang Herman dari belakang.
Apa yang terjadi?
Alih-alih putus, Kang Herman bahkan dapat menyerang balik termasuk lelaki yang memegang pisau di sebelahnya. Kembali dua lawan terjengkang. Bersamaan dengan itu, ada beberapa orang yang lewat dan langsung turun tangan membantu Kang Herman meringkus keempat penjahat tersebut dan menyerahkannya ke Polisi.
Sejak itu, kelebihan Kang Herman menjadi buah bibir orang-orang yang mengenalnya.
Baca juga: Zikir Pelunas Utang
Karena tak tahan didesak terus menerus, akhirnya, Kang Herman pun bersedia memberitahu amalannya. “Ingat, kita tetap tidak boleh sombong apalagi takabur. Ilmu ini semata-mata untuk jaga diri kalau sudah sangat terdesak dan tak lagi dapat dihindari, jadi, bukan untuk cari musuh”, pesannya.
“Selain itu, puasanya juga berat. Wajib mutih (hanya makan nasi putih dan minum air putih) selama tujuh belas hari dan tujuh belas malam. Tiap lepas Salat Fardu, amalkan sebanyak tiga puluh tiga kali. Selanjutnya, cukup baca satu kali setiap hendak keluar rumah”, paparnya.
“Puasa yang saya sebutkan tadi hanya untuk satu ilmu saja”, imbuhnya lagi.
“Dari Mama Haji saya hanya diberi tiga amalan yang kegunaannya berbeda antara satu dengan yang lain. Satu untuk kekuatan, untuk menghilang dan kebal senjata tajam”, tambahnya.
Adapun mantranya adalah sebagai berikut:
Mantra (kekuatan)
Sakukudung besi wulung,
Sa kongkoyang beusi bodas,
Cis ngicis beusi parasani,
Ya isun prabu tujamalela.
Mantra Halimunan
Isun ngewatek atiku jeneng siluman,
aku ane ing sejerone,
gedung wes kunci neng malaikat jibril,
engkang nutupi malaikat Mikail,
engkang ngaling ngalingi malaikat Isrofil,
engkang ngemuli malaikat Izroil,
engkang alingaken Allah,
kang jumeneng nabi Muhammad,
engkang amayungi yahu qudrat irodat Allah,
La ilaha illallah Muhammadarrasulullah.
Mantra Kebal
Asyhadu innahu syahadat isun,
Innahu baginda Ali,
bebalung wesi otot kulit kawat,
ye isun macane neng Allah,
sunggama mata sunggana mati,
sungga getih lebuh hancur,
jadi getih musne ilang tanpe kerane,
ditampaku malaikat Jibril, malaikat Mikail, malaikat Isrofil, malaikat Izroil,
Ples …, Plas …, Ples…..
“Hanya itu yang dapat saya beritahukan, semoga dapat menambah wawasan tentang ilmu-ilmu karuhun bagi para pembaca setia neomisteri”, pungkasnya sambil berjalan pulang.
Neomisteri pun mengangguk sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Terima kasih Kang Herman ….