Eyang Buyut Merah

Menurut tutur yang berkembang, sosok yang dimakamkan hidup sezaman dengan Pangeran Kusuma Dinata XI yang lebih dikenal dengan Pangeran Kornel ….
oleh: Tim Redaksi

 

Neomisteri Makam tua yang diyakini banyak orang berusia ratusan tahun itu terdapat di area Pasar Situraja. Menurut tutur, semuanya hanya dapat menyebuitkan bahwa itu adalah makam dari seorang tokoh yang hidup sezaman dengan Pangeran Kusuma Dinata XI yang lebih dikenal dengan Pangeran Kornel — waktu itu, merupakan satu-satunya pangeran yang berani menentang penjajah Belanda pada masa kerja paksa membangun jalan Anyer-Panarukan yang belakangan lebih dikenal dengan sebutan Cadas Pangeran.

Perlawanan Pangeran Kornel diabadikan dalam bentuk monumen yang sampai sekarang masih dapat kita lihat bersama di ruas jalan Cadas Pangeran ….

Lalu, siapa gerangan manusia pillihan yang juga hidup sezaman dengan Pangeran Kornel dan makamnya terdapat di area Pasar Situraja, Sumedang?

Alih-alih masyarakat, sang juru kunci ternyata juga tak dapat menjawabnya dengan pasti. Menurutnya; “Sejak kecil saya hanya tahu makam tua itu sudah ada di situ”.

“Dan masyarakat sekitar serta mereka yang sengaja datang untuk berziarah hanya menyebut Eyang Buyut Merah”, lanjutnya lagi.

Setelah sejenak terdiam sambil menghisap rokoknya dalam-dalam, kembali lelaki paruh baya yang selama ini menjadi juru kunci makam mengatakan; “Dari cerita almarhum ayah saya, Eyang Buyut Merah hidup sezaman dengan Pangeran Kornel”.

“Berarti sekitar Abad 18-an?” Potong Neomisteri cepat.

“Tepat sekali”, jawab sang juru kunci.

“Coba ingat-ingat mungkin ada cerita almarhum ayah yang masih tercecer”, desak Neomisteri sambil menyesap kopi yang mulai agak dingin dan menghidupkan rokok.

Sang juru kunci pun termenung sesaat, tak lama kemudian, wajahnya pun sumringah. Ia kemudian berkata; “Almarhum Abah pernah bercerita, ada suatu peristiwa muskil yang dialami oleh seorang jemaah haji berasal dari Garut yang sengaja datang ke Situraja, Sumedang untuk mengucapkan terima kasih”.

“Waktu itu, pergi haji masih dengan kapal laut. Orang tersebut mengaku kepada Abah ia tertinggal, sementara, kapal sudah berlayar sekitar satu atau dua hari. Di tengah-tengah kebingungan, maklum, ia hanya membawa bekal uang apa adanya, orang tersebut ditemui oleh lelaki paruh baya yang mengenakan busana bahkan sampai sorbannya berwarna merah dan wajahnya bercahaya serta tatapan matanya menyejukkan”, paparnya.

“Lelaki bersorban merah itu pun hanya berkata; pejamkan mata dan berdoalah semoga Allah berkenan mengabulkan segala keinginanmu untuk pulang dan berkumpul kembali dengan seluruh keluarga di rumah. Keajaiban pun terjadi … begitu ia membuka mata, ternyata, ia sudah ada di rumah sementara jamaah yang lain belum pulang”, sambungnya.

“Ia hanya bisa melakukan sujud syukur. Sambil menyesali kenapa lupa menanyakan siapa gerangan lelaki berjubah merah yang menolongnya itu. Malamnya ia bermimpi, lelaki itu mengaku bernama Uyut Jubah Merah dan tinggal di dekat Pasar Situraja, Sumedang.

Esoknya, ia bersama dengan seluruh keluarganya sengaja datang ke Situraja, Sumedang untuk menghaturkan terima kasih. Tapi apa yang ditemui, ia hanya mendapatkan makam yang terletak di areal Pasar Situraja. Jadilah keluarga tersebut berziarah ke makam Uyut Jubah Merah dengan perasaan yang tak menentu”, imbuhnya.

“Dan cerita tentang pertolongan Uyut Jubah Merah, sampai sekarang masih acap kita dengar dari para peziarah”, pungkasnya.

Neomisteri hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, tak dapat dipungkiri, Uyut Jubah Merah adalah merupakan salah seorang Wali Allah yang sengaja hidup menyembunyikan diri. Oleh sebab itu atau sebagai bentuk penghormatan, alangkah baiknya, jika makam tersebut dibangun menjadi lebih pantas agar generasi penerus dapat mengetahui hidup dan kehidupan beliau sekaligus meneladani segala perilakuknya.
Semoga ….

Eyang Buyut Merah
Eyang Buyut Merah

artikel terkait

Apa komentarmu?

Artikel Terbaru

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Misteri Aksi Bunuh Diri Puluhan Anjing di Jembatan Kuno Skotlandia

Anjing-anjing itu melakukan aksi bunuh diri dengan cara melompati dinding pembatas jembatan dan terjun ke sungai dari jembatan setinggi 15 meter. Anehnya, anjing-anjing itu...

Berburu Mustika Bambu

Keangkeran rumpun bambu yang ada di sudut kampung itu sudah menjadi buah bibir, selain penampakan ular yang mendesis-desis atau lelaki bertubuh kekar dan berkumis...

Artikel Terpopuler