Untuk mengobati penyakit kulit santrinya yeng bekepanjangan, maka, Sunan Bejagung meminta salah seorang dari mereka untuk menggali tanah yang ketika ditancapkan tongkatnya mengeluarkan bunyi yang menggema ….
oleh: Bhre Kumara
Neomisteri – Tak ada yang bisa menepis, Tuban, adalah salah satu dari sekian banyak kota di Jawa Timur yang pantas menyandang gelar Kota Wali. Betapa tidak, di Tuban terdapat cukup banyak makam-makam Waliullah; di antaranya adalah Makam Sunan Bonang, Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmaraqandi, Makam Sunan Bejagung Lor, Makam Sunan Bejagung Kidul, Makam Syekh Achmad Cholil, Makam Sunan Geseng dan Makam Syekh Subakir.
Sekali ini, neomisteri sengaja melakukan ziarah ke Makam Sunan Bejagung Lor, ulama penyebar agama Islam yang berasal dari Arab dan memiliki nama Syekh Abdulloh Asy’ari yang oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan sebutan Mbah Mudin Asy’ari. Kekeramatan Sunan Bejagung membuat areal makamnya acap digunakan sebagai lokasi ritual Sumpah Pocong — untuk membuktikan kebenaran dari yang sedang bersengketa.
Baca: Bende Kyai Bicak
Menurut salah seorang yang ditemui neomisteri di sebuah warung, “Nama Desa Bejagung karena Mbah Sunan suka menanam jagung yang hasilnya dibagikan untuk masyarakat yang kurang beruntung di sekitar desa”.
“Kekeramatan Mbah Sunan, menurut para leluhur, pagi ditanam dan sore langsung panen. Itulah sebabnya, masyarakat Desa Bejagung praktis tidak pernah kekurangan pangan. Yang paling menarik adalah, mulanya, desa ini bernama Mojoagung. Namun karena mereka acap mendapatkan jagung dari Mbah Sunan, makanya, lama kelamaan nama desa pun berubah menjadi Bejagung”, imbuhnya dengan bersemangat.
Menurut Mas Tono (38 tahun) yang berasal dari Jember, boleh dikata, tiap malam Jumat Wage, ia selalu menyempatkan diri untuk ziarah ke Makam Sunan Bejagung. Ia merasa dengan memanjatkan doa di makam orang-orang terpilih, maka, keinginannya jadi lebih cepat terkabul. Pasalnya, ia berkeyakinan, makam-makam para Waliullah adalah tempat yang memang disucikan.
“Jadi, kita bukan meminta kepada Sunan Bejagung”, katanya mengingatkan, “kita harus tetap kepada Allah”, imbuhnya lagi.
Baca: Kekeramatan Makam Mbah Kuning
“Mulanya, kemenakan saya sakit berkepanjangan. Sudah hampir dua bulan, setiap lepas Asar badannya selalu panas tinggi. Saran beberapa tetangga agar malam Jumat Wage nanti berziarah dan meminta air dari Sumur Gumuling yang ada di areal makam keramat Syekh Bejagung … untuk diminum dan menyeka seluruh badannya. Setelah kami berdoa di makam, maka, saya pun mengantri untuk meminta air dari Sumur Gumuling”, paparnya.
“Semua berkat rida Allah”, ujarnya sambil menarik napas panjang, “setelah meminum dan badannya diseka daengan air dari Sumur Gumuling, kemenakan langsung berangsur sembuh. Lima hari kemudian, ia sudah benar-benar sehat”, tambhnya lagi.
“Jadi, itu yang membuat Mas Tono selalu ziarah setiap malam Jumat Wage?” Pancing neomisteri.
“Betul”, jawabnya, “sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus mencari berkah dari Mbah Sunan serta menambah persaudaraan di antara p;ara peziarah. Di sini, kita bisa saling sapa, saling kenal dan jika beruntung dapat menjalin kerjasama dalam banyak hal. Inilah salah satu bukti kekeramatan dari Mbah Sunan, walau beliau sudah lama tiada, namun, masih bisa mempersatukan umat”, pungkasnya.
Ya … itu adalah sikap dari para Walilullah yang layak untuk diteladani oleh kita semua. Semoga.
You must log in to post a comment.