Alih-alih menginap untuk beristirahat atau mencari suasana baru, kebanyakan, tamu yang datang di tempat ini hanya punya satu tujuan; uji nyali ….
oleh: Satrio Pinandhito
Neomisteri – Yok baru saja hendak merebahkan badannya, belum lagi mata terpejam, mendadak telepon genggamnya bergetar. Sekilas tertera tulisan James St Mail. Dengan perasaan malas karena kantuk yang menggayut, ia memaksakan dirinya membuka dan memperhatikan tulisan yang ada dilayar HP.
Setelah sekilas membaca, Yok langsung saja mengirimkan jawaban bahwa naskah sudah diterima dan bakal segera diperbaiki serta dikirimkan ke neomisteri.
Menurut James, berbeda dengan yang lain, walau berada di kawasan yang tergolong terpencil, namun, Clown Motel tergolong salah satu motel yang memiliki desain demikian unik.
Betapa tidak, sebanyak tiga puluh satu kamar yang disediakan dan bagian dari motel tersebut dihiasi dengan sekitar lima ratus patung badut yang menyeramkan — tujuannya agar para pengunjung tidak merasa bosan dan kesepian ….
Baca: Kisah Seram di Toilet Sekolah
Tidak cukup sampai di situ, selain berdekatan dengan lokasi pemakaman para pekerja tambang perak yang kecelakaan di waktu bekerja … kesan seram makin terasa karena lampu penerangan motel juga di desain sedemikian rupa yang secara samar menyinari patung-patung badut tersebut.
Hasilnya memang luar biasa, praktis jarang bahkan Clown Motel dapat dikatakan tidak pernah menerima tamu yang menginap, kecuali, mereka yang hanya akan menguji nyali di motel itu.
Sekali ini, James sengaja menyambangi Clown Motel bersama dengan istrinya, Marry. Sengaja James membawa sang istri, karena Marry memiliki kemampuan berkomunikasi dengan berbagai makhluk halus, secara tegas, walau kemampuannya hanya diketahui dan untuk menolong orang-orang terdekat saja, namun, Marry dapat digolongkan sebagai salah seorang cenayang andal.
Sesampainya di Clown Motel, setelah menyelesaikan administrasi dan petugas mengantarkan James dan Marry ke kamar, ekor matanya menangkap ada bayangan lelaki lusuh dengan rambut dan jenggot panjang tak teratur mengawasinya dengan tajam.
Begitu porter meninggalkan mereka, James langsung menutup pintu. Sesaat Marry yang duduk di tepian ranjang melambaikan tangannya ke arah jendela. Percakapan pun terjadi ….
Menurut Marry lelaki tersebut adalah Harry, salah seorang penambang perak yang tertimbun akibat runtuhnya dinding gua. Ia tertimbun bersama tiga temannya; yakni Adam, Neil dan Joe. Harry melanjutkan ceritanya; “Kala itu keadaan belum seperti sekarang, faktor keselamatan kerja tergantung kepada masing-masing orang. Artinya, tiap orang bertanggungjawab kepada dirinya sendiri”.
Baca: Derita Pengabdi Pesugihan
“Sementara itu peralatan yang mereka gunakan juga sangat kurang memadai. Secara jujur, banyak lelaki minat bekerja di pertambangan adalah karena honornya yang besar …”, ujar Harry.
Ketika ditanyakan kenapa Harry gemar bermain-main di Clown Motel; “Tempatnya mendukung karena dipenuhi dengan berbagai jenis patung yang menyeramkan … dan juga jarang ada tamu yang menginap kecuali hanya ingin mengetahui keberadaan kami yang tinggal di sini”, kata Harry panjang lebar.
“Karena mereka yang datang kurang tata krama, maka, kami akan menunjukkan eksistensinya. Biasanya, mereka akan lari ketakutan”, kata Harry.
Sayang, Harry tidak menceritakan siapa lagi yang ada di Clown Motel. Karena dirasa cukup, esoknya, James dan Marry pun kembali pulang.