Mulanya ia hanya tukang ojek pangkalan yang tak begitu percaya dengan pelbagai peristiwa mistik, namun, ketika mencoba menambah penghasilan dengan menjadi pengrajin batu akik, ia bahkan istri dan keluarganya pun acap mengalami pelbagai peristiwa yang dirasa janggal ….
oleh: Sumarno
Neosmisteri – Di tengah teriknya mentari Jakarta, neomisteri terus saja mengayunkan langkah melihat-lihat lapak yang menggelar pelbagai jenis batu, mulai dari akik sampai dengan beberapa batu mulia serta pelbagai benda-benda antik yang konon memiliki khodam atau sosok gaib yang bersemayam di benda tersebut.
Sekali ini, neomisteri sengaja memilih lapak yang agak sepi namun memiliki koleksi yang tergolong lengkap. Di samping itu, sang empunya lapak, Mas Erwin (35 tahun) demikian sapaan akrabnya, ternyata juga merupakan salah satu penggosok batu yang tergolong andal.
Baca: Mengintip Khasiat Warna Batu Cincin
Lelaki kelahiran Brebes yang sejak kecil sudah merantau bahkan menikah dengan gadis yang berasal dari bilangan Kramatjati, logatnya sudah benar-benar Betawi. Oleh karena itu, dengan ceplas-ceplos ia menceritakan pengalaman hidupnya sebelum membuka lapak di sana.
“Ya … kita yang buka lapak di sini harus selalu waspada”, katanya membuka percakapan setelah sebelumnya menghirup kopi panas yang baru saja kami pesan, “kalo enggak, bisa kena rajia (razia-red)”, tambahnya.
“Abis … mo nyewa di dalem enggak ada modalnya”, imbuhnya sambil menyalakan rokok.
“Udah dari dulu Bang Erwin maen batu?” Pancing neomisteri.
“Kagaklah … dulu ampe sekarang masih ojek onlen. Lapak ini saya buka kalo narik udah capek. Cukup setengah hari ajah. Maklum, onlen lagi rada sepi. Jadi cari tambahan dah … nyang penting halal”, kilahnya dengan riang.
“Emang bener kalo batu suka ada isinya Bang?” Tanya neomisteri penasaran.
“Maksudnye khodam?! Emang ada batu nyang polos, tapi, ada juga nyang ada isinya”, jawabnya sambil menengadah seolah tengah mengumpulkan semua peristiwa yang pernah dialaminya.
Baca: Memilih Akik dan Batu Mulia Menurut Weton
Mulanya, Erwin hanya berbekal nekat. Betapa tidak, di saat ojol sedang sepi, ia memberanikan diri untuk menggosok batu sebagaimana yang sering dilakukan oleh Bapak Suaeb, sang mertua yang baru setahun lalu meninggal dunia. Ketika hidup, Pak Suaeb, sesekali dibantu oleh Erwin, memang dikenal sebagai orang yang tekun. Oleh sebab itu, tak heran jika banyak orang yang puas atas hasil kerjanya.
Ternyata, hasil kerja Erwin juga diminati oleh banyak orang. Dari mulut ke mulut, pelanggannya pun bertambah banyak.
Hingga suatu hari, ia mendapatkan sebongkah batu berwarna putih yang diperkirakan dari jenis pandan. Erwin menjanjikan waktu seminggu karena sang pemilik memberikan gambar sebagaimana bentuk berlian. Banyak sisi dan harus simetris. Malamnya, tidak hanya dirinya, Wati sang istri dan Ardan putranya turut diganggu oleh makhluk berbadan tinggi besar berwajah tampan dan berkumis tebal. Sang pengganggu menggoyang-goyangkan bedan mereka. Akibatnya, semua terbangun dari tidurnya. Mereka saling tatap dengan wajah penuh tanya.
Baca: Tuah Batu Kecubung
Wati langsung bergumam; “Kayak jaman ada Almarhum Baba. Kadang ada nyang nyolek ato goyang-goyangin badan kita”.
“Ya udah, kita baca Ayat Kursi dan balik tidur lagi. Masih malem …”, kata Erwin menenangkan semuanya.
Mereka pun kembali tertidur. Tak ada gangguan sampai mereka terbangun menjelang Subuh. Usai mendirikan Salat Subuh, Erwin kembali menggosok batu milik pelanggannya ….
Malamnya, karena kelelahan, ia tertidur dengan nyenyaknya lepas mendirikan Salat Isya. Kali ia bermimpi didatangi sosok tinggi besar berwajah tampan dengan kumis melintang tebal di atas bibirnya. Wajahnya begitu berwibawa. Makhluk itu berkata; “Tong … bikinin gue kopi pait ma aer putih, sirih tampin terus lisong”.
“Tarok di tempat lu ngegosok batu. Biar batunya rada empuk dan jadinya keren”, lanjutnya lagi.
Perlahan makhluk itu menghilang. Erwin pun terjaga. Paginya, ia menjalankan pesan makhluk gaib itu dan meletakakannya tepat di bawah tempat ia menggosok batu. Dan benar, menjelang sore, batu yang digosoknya selesai. Erwin sendiri kagum, ia tak pernah menyangka akan hasilnya.
Baca: Misteri Batu Merah Delima
Tak lama kemudian, terdengar uluk salam. Erwin pun menyambutnya dan di depan pintu, tampak Pak Bowo datang dengan wajah sumringah sambil berkata ingin melihat perkembangan batu yang dititipkannya beberapa waktu yang lalu.
Erwin langsung saja mengulurkan tangannya sambil memberi sebuah batu cincin berwarna putih dengan star kebiruan. “Subhanallah … ini batu saya?” Katanya sambil bertanya.
Erwin mengangguk. Keduanya berbincang sambil sesekali memperhatikan batu hasil gosokan Erwin. Pak Bowo benar-benar puas, ia langsung saja memberikan sejumlah uang di atas kesepakatan yang telah mereka buat. Erwin pun tersenyum puas. Ia tak pernah menyangka, pekerjaan yang mulanya dianggap sambilan ternyata dapat menopang keluarganya di saat pandemi.