Neomisteri – Harimau Champawat merupakan harimau legendaris yang menggemparkan India pada awal abad 20. Champawat diklaim bertanggungjawab atas kematian 430 warga Nepal dan di daerah Kumaon, India.
Atas kebrutalannya itu, Champawat masuk dalam Guinness Book of World Records terkait jumlah kematian tertinggi yang disebabkan seekor harimau. Champawat sendiri merupakan harimau berjenis kelamin betina.
Penamanaan Champawat mengacu pada nama daerah terakhir harimau tersebut melakukan serangan dan tewas dibunuh. Sebelum terbunuh, tercatat, harimau Champawat melakukan teror dalam rentang 1902 hingga 1907.
Champawat memulai serangan pertama di daerah dekat Himalaya Nepal. Tidak tanggung-tanggung, Champawat dengan brutal menyerang 12 warga yang sedang berjalan menuju ke hutan.
Sejak insiden ini, sejumlah kelompok pemburu dikirim untuk membunuh Champawat. Namun harimau misterius itu mampu lolos. Akhirnya, Nepal mengerahkan tentara nasional untuk memburu Champawat.
Meski gagal menangkap atau membunuh Champawat, namun tentara Nepal berhasil memaksanya meninggalkan wilayah Nepal dan menyeberang ke wilayah India. Tapi teror harimau Champawat tidak berhenti di sini.
Di wilayah baru, tepatnya di daerah Kumoun, India, Champawat kembali melakukan serangan terhadap warga sekitar. Bahkan aksi Champawat lebih mengerikan karena melakukan serangan di siang bolong,
Teror harimau Champawat ini membuat kehidupan di daerah Kumoun lumpuh. Warga banyak yang ketakutan keluar rumah untuk bekerja karena takut jadi korban berikutnya. Apalagi jika mereka sudah mendengar auman harimau dari dalam hutan.
Namun teror Champawat akhirnya berakhir pada tahun 1907. Champawat dibunuh oleh pemburu asal Inggris, Jim Corbett. Eksekusi bermula saat Champawat menyerang seorang gadis India berusia 16 tahun.
Champawat melarikan diri, namun meninggalkan jejak darah dan beberapa anggota tubuh korbannnya. Atas tanda inilah, Jim Corbett mampu mengikuti jejak pelarian Champawat.
Jim Corbett baru bisa mengeksekusi harimau Champawat keesokan harinya setelah menembak tepat di kepala harimau liar tersebut. Ini menjadi peristiwa dramatis yang disaksikan langsung 300 orang penduduk.
Dari hasil otopsi, diketahui harimau Champawat mengalami luka parah pada gigi taring atas di mulut kanannya. Bahkan luka tersebut hingga mengenai tulang. Inilah sebabnya, Champawat tidak bisa berburu mangsa alamiahnya.
Tempat eksekusi harimau Champawat sendiri terjadi di desa Champawat di dekat Jembatan Chataar menuju Lohaghat. Di sana ada penanda semen tempat harimau betina liar itu menghembuskan nafas terakhir.
Cerita detail tentang teror harimau Champawat hingga akhir hidupnya dapat ditemukan dalam buku berjudul maneaters of Kumaon (pemakan manusia dari Kumaon) yang diterbitkan pada 1944 dan ditulis oleh Corbett.
sumber: wikipedia