asd

Situs Buyut Banjar

Tak ada yang bisa menyangkal, ternyata, jumlah kera atau monyet di situs yang satu ini tak pernah berkurang walau ada yang mati ….
o
leh: Tim Redaksi

 

Neomisteri Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang, Indramayu, ternyata cukup menarik untuk disimak sekaligus diambil sebagai pelajaran di dalam kita mengarungi hidup dan kehidupan di dunia.

Betapa tidak, di tempat yang akhirnya lebih dikenal sebagai Situs Buyut Banjar, sudah puluhan bahkan ratusan tahun lalu hidup suatu koloni kera atau monyet yang jumlahnya tak pernah bertambah atau berkurang. 41 ekor!

Warta berkisah. Pada suatu zaman, Pangeran Surya Negara, salah satu pangeran dari Cirebon sengaja datang ke tempat itu untuk mengatasi banjir yang selama ini terus terjadi sehingga membuat masyarakat selalu menderita kerugian yang tidak sedikit. Banyak pendapat yang mengatakan, bahwa Situs Buyut Banjar berasal dari kata Banjar atau Banjir. Melihat keadaan di tempat itu, Pangeran Surya Negara memutuskan membuat sodetan (Sungai Longgagastina-red) agar genangan air tidak lagi terjadi.

Untuk pengerjaannya, pangeran mengutus Nyi Ayu Kelir yang berasal dari daerah Kedokan. Tanpa berlama-lama, Nyi Ayu Kelir segera  memerintahkan 41 prajurit pilihan yang dipimpin oleh Ki Ratim untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

Namun apa yang terjadi ….

Ternyata, ke 41 prajurit yang dipimpin ole Ki Ratim sampai di tempat tepat di hari Jumat waktu salat tiba. Alih-alih merasa bersalah, mereka tetap bergerombol sambil memakan buah. Ada yang menyatakan Tenggulun, namun, ada sebagian pendapat yang menyatakan mereka menyantap Kurma.

Kenyataan itu sudah barang tentu membuat Pangeran Surya Negara menjadi murka — pasalnya, selain mereka datang terlambat sehingga sodetan Sungai Longgagastina sudah rampung dikerjakan — ke 41 prajurit tersebut juga melalaikan Salat Jumat yang merupakan kewajiban bagi umat Islam, khususnya lelaki yang sudah akil balig.

Saat itu, keluarlah kalimat yang sekaligus merupakan sabda; “Malas … tidak taat perintah, seperti monyet. Tetap tinggal di sini selama-lamanya, kalian hanya boleh makan dari belas kasihan orang!”

Keajaiban pun terjadi … langit yang semula cerah mendadak berubah pekat, hitam, kental … bersamaan dengan ledakan petir yang sambung menyambung hujan pun turun bak ditumpahkan dari langit. Semua ketakutan …!

Bersamaan dengan redanya hujan, tak lagi tampak ke 41 prajurit yang berasal dari Kedokan. Yang ada hanyalah sekumpulan monyet yang kebingungan … mereka menitikkan air mata … sesal yang tak ada gunanya sama sekali.

Ketika Neomisteri menanyakan perihal jumlah monyet tersebut, salah seorang lelaki paruh baya yang biasa mendatangi Situs Buyut Banjar menyahut; “Bukan berniat mengejek Bapak untuk menghitung, yang pasti, kami (hampir sekitar 10 orang yang memang acap datang ke tempat itu-red) pernah menghitungnya. Jumlahnya 41 ekor”.

“Dan pernah kejadian ada seekor yang tertabrak mobil dan mati. Kami turut menguburkannya. Ketika kembali dihitung, ternyata, jumlahnya tetap 41 ekor”, paparnya lagi.

Situs Buyut Banjar
Situs Buyut Banjar

“Yang konyol, ada seorang warga desa yang tidak percaya. Ia sengaja datang dan menangkap monyet yang ada di Situs Buyut Banjar dan dibawa pulang ke rumahnya. Lalu, apa yang terjadi, yang bersangkutan (tak hanya dirinya, bahkan keluarganya pun-red) mengalami gangguan mistis yang teramat menakutkan. Akhirnya, beberapa hari kemudian, ia datang untuk melepasliarkan monyet yang semula diambilnya”, pungkasnya ambil mempersilakan Neomisteri untuk melihat-lihat Situs Buyut Banjar lebih ke dalam lagi.

Sungguh luar biasa pesan moral Situs Buyut Banjar yang disampaikan lewat tutur yanag bekembang di tengah-tengah masyarakat; kepercayaan dan satunya kata dengan perbuatan adalah modal hidup setiap insan jika dirinya ingin dihargai atau dihormati oleh orang lain.

artikel terkait

Apa komentarmu?

Artikel Terbaru

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Misteri Pulau Emas di Sumatera Mulai Terkuak?

Kerajaan Sriwijaya menghilang sekitar abad ke-13, dengan membawa kekayaan dan rahasianya. Namun seperti dilansir The Guardian, saat ini seorang nelayan yang sehari-hari bekerja di...

Misteri Ayam Cemani

Para pendekar dan dukun sejak zaman dahulu kala diketahui selalu menggunakan Ayam Cemani untuk tumbal sebagai salah satu syarat agar mendapatkan ilmu kesaktian. Selain...

Artikel Terpopuler