Setelah menemukan dan merawat sesuai dengan pengetahuannya, perlahan namun pasti, hidup dan kehidupannya pun terus meningkat ….
oleh: Tim Redaksi
Neomisteri – Dandy meyakini, segala apa yang terjadi adalah merupakan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, ketika ia mendapatkan ujian kehidupan berupa pemutusan hubungan kerja karena perusahaannya pailit, ia pun menerima segala apa yang menimpanya dengan hati ikhlas dan lapang.
Esoknya, tanpa sepengetahuan Hesty, sang istri dan Ario anaknya, Dandy bergabung dengan perusahaan jasa angkutan, GOJEK. Hesty dan Ario hanya tahu, belakangan, Dandy pulang agak malam karena sibuk mencari pekerjaan. Dua minggu kemudian, tepat malam Minggu, Dandy sengaja mengajak istri dan anaknya untuk jalan-jalan dan makan soto betawi langganannya di Jalan Daksa.
Pada kesempatan itulah, dengan lirih, Dandy menceritakan apa yang baru-baru ini ia lakukan sehingga acap pulang agak terlambat dari biasanya — Hesty pun menitikkan air mata, dengan penuh sayang ia mencium pipi suaminya sambil berkata; “Mama hanya bisa berdoa semoga papa dapat kembali bekerja seperti dulu, dan jaga kesehatan”.
Melihat itu, Ario tidak mau kalah, ia langsung memeluk Dandy dari belakang dengan gregetan sambil berkata; “Aku juga sayang Papa”.
Suasana pun langsung cair ….
Waktu terus berjalan, menginjak bulan ketiga, Dandy boleh dikata sudah amat mafhum dengan situasi konsumen — kapan waktu ramai dan kapan waktu untuk beristirahat. Karena humoris, sudah barang tentu, Dandy pun memiliki banyak teman baru dan hampir lima tempat istirahat yang nyaman dan dekat dengan pusat-pusat perkantoran ternama dan terbesar di Jakarta.
Hari itu, Kamis, tanpa sebab yang jelas Dandy merasakan seluruh tubuhnya lemas disertai dengan rasa kantuk yang teramat sangat. Karena tak kuasa, lepas mengantarkan tamunya di bilangan Pasar Minggu, ia sengaja menepikan mobilnya untuk sejenak beristirahat di Kebun Binatang Ragunan.
Kali ini, Dandy sengaja membeli tiket dan masuk ke areal kebun binatang dan mencari tempat yang nyaman untuk tidur. Sambil menenteng matras Dandy berjalan ke arah pohon yang rimbun. Ketika akan menggelar matrasnya, Dandy pun terkejut. Betapa tidak, matanya menatap koran bekas yang terlipat rapi dan mencurigakan. Ia segera mengambil dan membukanya dengan cepat.
Hatinya berdetak dengan keras, di depannya, tampak sebilah keris yang sangat kotor. Sontak, kantuk dan lemas yang merajai tubuhnya lenyap dengan seketika. Setelah sejenak menimbang-nimbang, Dandy memutuskan untuk membawa temuannya ke Pasar Rawabening, Jakarta Timur.
Di sana, ia menemui seorang pemilik kios keris dan menyerahkan temuannya untuk dibersihkan dan diberi rangka yang pantas. Dari si pemilik kios, Dandy pun tahu bahwa keris temuannya itu berdapur Tilam Upih dan berpamor Udan Emas. Konon, khasiatnya murah rezeki, sementara, harga yang disepakati untuk membersihkan dan membuat rangkanya adalah 450 ribu rupiah.
Ketika sampai di rumah, ia menceritakan apa yang dialaminya kepada sang istri. Hesty hanya mengingatkan; “Pa … jadikanlah keris tersebut sebagai benda budaya. Jangan jadi sesembahan ya … nanti syirik”.
“Pasti Ma … tolong ingatkan jika Papa lupa”, katanya sambil mengecup kening istrinya dengan penuh kasih.
Dan benar, semenjak menyimpan keris tersebut, hidup dan kehidulan Dandy pun meningkat. Ketika hal itu ditanyakan, ia hanya menjawab; “Itu semua karena Allah, sementara, keris yang saya temukan hanya merupakan wasilah atau perantara. Lain tidak”.
Ah hidup dan kehidupan memang selalu berbalut dengan misteri.