asd

Buah Tirakat Malam Jumat Kliwon

Tiap malam Jumat Kliwon, Mbah Kromo pasti berjalan mengelilingi padukuhan di mana ia tinggal sambil mengamalkan Surah Al Qadr ….
oleh: Tim Redaksi

 

Neomisteri – Seluruh masyarakat dukuh sudah mafhum, jika tiap malam Jumat Kliwon Mbah Kromo pasti mengelilingi padukuhan sambil mengamalkan Surah Al Qadr. Lelaki tua itu dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan berjalan mengelilingi padukuhan kecil, sepi, dan berudara dingin dan baru berakhir bersamaan dengan suara azan subuh dikumandangkan.

Lepas itu, Mbah Kromo pun kembali ke rumah untuk menikmati hangatnya kopi sambil merokok, kemudian ia pun sudah mulai sibuk menyiangi gulma di kebunnya. Begitulah yang dilakukan dalam kesehariannya. Sementara, Basuki dan Dodi dua putranya berangkat ke sekolah untuk menimba ilmu.

Hampir setiap ada kesempatan para tetangga atau anak-anak muda bertanya kepada Mbah Kromo; “Mbah … apa enggak takut. Pohon Bendo Growong yang ada di tengah dukuh itu kan angker. Wingit”.

“Ya … takut kan lumrah. Tapi kebetulan, penunggunya enggak pernah ngganggu”, jawab Mbah Kromo dengan lugu.

“Tujuannya apa Mbah?” Desak Parto penasaran.

“Pertama supaya hidup jadi berkah, biar Basuki dan Dodi jadi orang. Bisa sekolah tinggi enggak kayak saya dan simbok di rumah, bodoh. Bisanya ya … cuma pegang cangkul, arit dan masak cara kampung”, jawabnya sambil tersenyum.

Biasanaya, kalau sudah mulai agak terdesak, Modin Marto menengahi; “Semua keberhasilan karena Allah. Hanya jalannya, harus sekolah tinggi, berakhlak baik dan luas pergaulan. Nah … Mbah Kromo menjalankan itu semua agar ia dan keluarganya mendapatkan rida Allah. Bukan untuk kekayaan dunia”.

“Ya … benar”, kata Mbah Kromo, setelah menarik napas dalam-dalam ia pun menuturkan; “dulu, waktu bulan Ruwah … Mbah Sugih yang jaga Bendo Growong pernah nemui saya. Dia bilang dalam bahasa Jawa yang kental sambil menunjuk ke tengah lubang pohon; “Kromo kalo mau harta dunia ambil semua. Bawa Pulang …!” imbuhnya.

Ilustrasi emas dan perhiasan
Ilustrasi emas dan perhiasan

“Tumpukan uang, emas batangan dan perhiasan penuh di sana”, tambahnya.

“Kok gak diambil sih Mbah …?”, Tanya Kasno dengan wajah kebingungan.

“Ujug-ujug Mbah Kaji Wahid mencungul sambil geleng-geleng”, sahut Mbah Kromo cepat, “saya langsung pamit dan terus ngamalin Surah Al Qadr”, sambungnya.

“Pantas, banyak orang datang ke pohon itu bawa macem-macem sesaji katanya buat narik harta gaib”, gumam Kasno.

Ketika Mbah Kromo pamit pulang, semua yang ada pun merenung. Modin Marto pun berkata; “Rida Allah yang dirasakan Mbah Kromo adalah, kedua anaknya pandai, santun dan selalu mendapat beasiswa. Hanya keduanya yang sekolahnya di kota dan di perguruan tinggi negeri … selain itu, lihat hasil ladangnya, di musim panas kayak begini, hasilnya tetap saja berlimpah”.

“Boleh dikata, buat sehari-hari, keluarga Mbah Kromo tidak pernah kekurangan bahkan bisa berbagi pada tetangga”, pungkasnya.

Semuanya mengangguk membenarkan, benar, untuk menggapai rida Allah, selain begitu banyak jalan yang bisa ditempuh namun manusia harus benar-benar yakin dan istikomah di dalam menjalankannya.

artikel terkait

Apa komentarmu?

Artikel Terbaru

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Petaka Ilmu Langkah Manis

Siapa pun tak pernah menyangka, lelaki tua yang belakangan tampak asik menyirami tanaman di halaman rumahnya yang cukup luas itu, adalah, mantan seorang lady...

Mengenal Ilmu Terawang

Sang pemilik Ilmu Terawang bisa melihat alam ghaib yang berisi makhluk halus yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Sehingga tidak heran jika pemilik...

3 Ilmu Karuhun

Artikel Terpopuler