asd

Petaka Ilmu Langkah Manis

Siapa pun tak pernah menyangka, lelaki tua yang belakangan tampak asik menyirami tanaman di halaman rumahnya yang cukup luas itu, adalah, mantan seorang lady killer yang luar biasa ….
oleh: Merfa Utama

 

 

Neomisteri – Martono, demikian nama lelaki yang entah kenapa lebih senang disapa dengan sebutan Tonny, sebenarnya terlahir dari keluarga yang cukup berada. Oleh sebab itu, sejak kecil, lelaki bungsu dari dua bersaudara itu sangat dimanja — boleh dikata. Sementara sang kakak, Maryoto sibuk membantu kedua orang tuanya berdagang, ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain-main dengan teman-temannya.

Baca: Pengalaman Horor Melintas di Jalur Alas Baluran

Seiring dengan perjalanan sang waktu, sementara sang kakak melanjutkan sekolahnya di kota kabupaten, Tonny lebih memilih untuk memperdalam ilmu-ilmu gaib yang selama ini dipelajarinya dari banyak guru. Boleh dikata, tiap mendengar ada orang yang menceritakan perihal kehebatan suatu ilmu, maka, ia pasti berangkat untuk mencari sumbernya dan menimba ilmu di sana dengan tekun.

Alih-alih sang kakak, kedua orang tuanya pun tak mampu mengubah pendirian Tonny untuk tidak lagi mempelajari ilmu-ilmu gaib karena zaman sudah berubah. Namun Tonny tetap pada pendiriannya, ia yakin, kelak bisa hidup berkecukupan dengan bekal imu yang dimilikinya itu.


Lima tahun berlalu, ketika Maryoto tengah bersukacita karena berhasil mendapatkan predikat magna cum laude, Tonny tak kelihatan batang hidungnya. Wisuda yang dihadiri oleh hampir seluruh keluarga, namun, tanpa Tonny. Sudah barang tentu, kedua orang tua, termasuk sang kakak sangat sedih, maklum, Tonny bak hilang ditelan bumi.

Mereka hanya ingat ketikaTonny pulang dan meminta uang untuk ongkos pergi mencari guru yang handal di Kalimantan. Ketika sang ayah bertanya, ilmu apa lagi yang akan dipelajari, dengan penuh keyakinan Tonny berkata; “Di sana katanya ada ilmu yang membuat orang yang melihat akan senang dan menuruti segala kehendak kita. Selain itu, kita bisa bercakap-cakap dengan siapa pun hanya dengan mengusap mulut sendiri. Yang diajak bicara atau lawan bicara akan memahami… dan kita bisa berdialog dengannya dengan baik”.

Sang ayah hanya bisa menarik napas panjang. Sementara sang ibu dan Maryoto hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saja. Walau tak yakin, namun karena sayangnya kepada Tonny, semuanya hanya bisa bedoa agar ia selamat dan berhasil mendapatkan apa yang dicita-citakannya.

Baca: Pengalaman Seram Naik Bus Setan

Esoknya, ketika mereka kembali ke rumah, Mas Gimin salah seorang pembantu setia keluarga dengan tergopoh-gopoh menghampiri sambil berkata dan mengangsurkan secarik kertas; “Mas Yoto … Mas Tonny sudah lima kali telepon. Kalau Mas Yoto sama bapak atau ibu sudah pulang Mas Tonny minta dihubungi”.

Maryoto langsung melirik kertas tersebut dan bergumam; “Ternyata Tonny di Kalimantan Tengah”.
Ia pun langsung menelepon Tonny. Tak berapa lama kemudian, keduanya sudah terlibat dalam pembicaraan yang hangat. Bahkan, Tonny sempat berbincang dan meminta maaf kepada ayah dan ibunya karena selama ini lebih banyak merepotkan mereka. Intinya, ia minta dikirimi sejumlah uang untuk pulang ke Jawa.

Lima hari kemudian, kembali Tonny menelepon keluarganya. Sekali ini ia meminta dikirimi sejumlah uang dan ijazah STM-nya ke alamat salah satu penginapan yang ada di sekitaran Senen, Jakarta Pusat. Maryoto pun dengan cepat mentransfer dan mengirimkan apa yang diminta adiknya lewat JNE.

Baca: Pelet Darah Perawan

Dua hari kemudian, Tonny kembali menelepon bahwa ia sudah bekerja sebagai sopir salah satu perusahaan pengeboran minyak — dan oleh HRD ia ditunjuk sebagai sopir pimpinan yang berkebangsaan Jepang. Di sini, Tonny benar-benar merasakan bahwa ilmu “langkah manis” yang diwarisinya sangat berguna.

Betapa tidak, Mbak Tina, HRD yang dikenal ketat dengan aturan hanya tersenyum ketika melihat tanggal kelahirannya. Tak cukup sampai di situ, dalam waktu tiga jam, Tonny dan Bos besar sudah demikian akrab. Alih-alih Bos besar, sang istri juga terkesan begitu kagum dengan Tonny.

Cinta terlarang pun terjadi di antara Tonny dengan sang istri yang selama ini merasa dahaga akibat suaminya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan jika pulang sudah tak sadarkan diri akibat mabuk.

Dua tahun Tonny kemudian, ketika Bos besar kembali ke negaranya ia mendapatkan sejumlah uang dan hadiah berupa kendaraan sebagai tanda terima kasih — ternyata, penggantinya pun sama. Workaholic dan peminum, akibatnya sudah dapat diduga. Peristiwa yang sama pun terulang — entah karena pengaruh ilmu “langkah manis” atau kebetulan, empat kali ganti Bos besar, Tonny selalu beruntung.

Sudah barang tentu, Tonny berbeda dengan sopir-sopir yang lain. Ia lebih mapan. Ketika ia menikahi Yuniar, salah seorang sekretaris kantornya semua sangat kagum. Betapa tidak, Tonny menggelar acara pernikahannya di salah satu hotel berbintang di Bogor. Semua karyawan kagum dan hanya bisa saling berbisik; “Tonny diem-diem anak orang tajir. Dia kerja cuma buat nyari kesibukan ajah”.

Baca: Misteri Nenek Tua Menyeramkan di Aula SMA

Sang istri yang akhirnya menjadi ibu rumah tangga bukan tidak tahu apa yang dilakukan suaminya di luar sana. Tetapi apa daya, mulutnya selalu terkunci setiap hendak menanyakan hal itu.

Hingga suatu malam, Yuniar bermimpi didatangi seorang lelaki tua berjanggut putih dan berkata; “Ingatkan suamimu, ilmunya akan luntur tahun depan. Padahal ilmu itu akan abadi jika ia mengamalkannya dengan benar. Karena ia salah jalan dan lebih mengumbar syahwat, maka ilmu itu akan luntur”.

“Lalu, apa yang harus saya lakukan?” Tanya Yuniar dengan ketakutan.

“Carilah talas hitam yang tumbuh tunggal di tengah-tengah danau. Pukulkan ke tubuhnya, maka, ia akan hilang dengan sendirinya”, jawab lelaki tua itu.

Yuniar pun terbangun. Tapi apa daya, Tonny tidak ada di sebelahnya. Ia sedang memberi kepuasan batin kepada istri Bos besar yang masih muda itu. Tak ada yang bisa dilakukan kecuali hanya menangis, menangis dan menangis ….

Esoknya, Yuniar segera mencari Kang Asep, tukang kebun kepercayaannya. Ia meminta untuk dicarikan talas hitam tunggal yang tumbuh di tengah danau. Beruntung, Kang Asep ingat, di kampungnya, Garut, ia pernah melihat ada pohon talas hitam tunggaal yang tumbuh di danau dekat rumahnya. Ia langsung minta izin kepada Yuniar untuk segera pulang ke kampung halamannya.

Yuniar memberikan izin dan sejumlah uang kepada Kang Asep sambil berpesan; “Kalau sudah dapat cepat balik ya”.

Baca: Teluh Air Mandi Jenazah

Dua hari kemudian, pagi-pagi buta, Kang Asep sudah kembali ke rumah. Ia langsung menemui Yuniar dan menyerahkan talas hitam tunggal. Yuniar menerima dan memberikan tanda agar Kang Asep mengikutinya — di ruang makan, tampak Tonny sedang duduk sambil menikmati kopi, merokok dan melihat-lihat tanaman hias. Tanpa basa-basi, Yuniar langsung memukul Tonny dengan talas hitam tunggal dari belakang.

“Aduh …”, teriak Tonny. Tubuhnya pun langsung tersungkur tanpa daya. Tonny tak lagi seperti dulu, penuh pesona dan lincah. Kini, ia tua dan tak berdaya.

Ketika Yuniar menceritakan apa yang baru saja dilakukan, telepon genggam Tonny berdering. Ternyata dari Mbak Eva, HRD pengganti Mbak Tina yang meminta agar suaminya segera ke kantor untuk menyelesaikan administrasi sehubungan dengan masa kerjanya yang sudah habis dan uang pesangon.

Kini, Tonny dan Yuniar hidup dengan tenang dan menghabiskan masa tuanya di tengah-tengah dekapan kasih sayang anak-anak dan beberapa cucunya. Ketika ditanyakan bagaimana dengan ilmu langkah manis yang pernah dikuasainya, Tonny hanya tersenyum dan bergumam; “Biarlah masa lalu yang kelam karena kebodohan saya itu terkubur dalam-dalam”

artikel terkait

Apa komentarmu?

Artikel Terbaru

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Misteri Sosok Hantu di Koridor Rumah Sakit Ini Akhirnya Terungkap?

Neomisteri - Nama Andrew Milburn sempat menjadi berita utama dan bikin heboh. Menyusul pengalamannya menangkap gambar penampakan sosok hantu di koridor rumah sakit Leeds...

Hajat Terkabul Berkat Wirid

Akibat pengurangan karyawan, Aji terpaksa harus banting tulang lebih keras lagi untuk membiayai beban hidup keluarganya dengan berjualan tempe mendoan di ujung gang tempat...

Artikel Terpopuler