asd

Karma Ilmu Pelet

Siapa pun wanita yang pernah bertatapan, saling senyum atau bersalaman ketika berkenalan, maka dapat dipastikan, ia akan selalu terbayang dan mendambakan balasan cinta dari lelaki bertubuh atletis, berkulit kuning langsat dan berambut ikal serta selalu berpenampilan rapi itu ….
oleh: Bhre Putradewa

 

Neomisteri – Kemiskinan yang mendera membuatnya dendam pada kehidupan dan lingkungan tempat ia lahir dan dibesarkan. Maklum, hampir tiap saat, selain mendapatkan hinaan, bahkan kadang tak seorang pun mau didekati. Kecuali, kalau mereka butuh bantuan Joko untuk mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolahnya. 

Ya … walau hanya anak seorang janda yang kerja serabutan, namun, Joko juga tergolong tampan dan pandai. Konon, ia terlahir dari hubungan terlarang antara sang ibu ketika menjadi asisten rumah tangga di kota dengan putra sulung majikannya. Oleh sebab itu, sejak lahir, Joko tak pernah melihat atau mengenal ayah kandungnya. 

Beruntung, Joko tergolong anak yang pandai, sehingga, ia selalu mendapatkan bea siswa sejak duduk di bangku SD hingga SMA. Tapi sayang, walau banyak guru menyarankan agar ia melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, namun, Joko menolaknya dengan halus. Ia bercita-cita ingin merantau dan bekerja di Jakarta dengan berbekal selembar Ijazah SMA dan SIM A Umum yang didapat sejak dirinya menjadi sopir cadangan Mas Tarno yang tiap harinya membawa minibus atau lebih dikenal dengan sebutan “bus tuyul” dari desanya menuju ke Terminal Giwangan. 

Sebelum berangkat, Mas Tarno mengajak Joko ke rumah Mbah Harjo untuk melakukan ritual pengisian badan. Tujuannya satu, agar dirantau orang, Joko disayangi dan banyak punya teman. Sebelum pulang, Mbah Harjo berpesan; “Mudah-mudahan, di sana banyak punya teman. Tapi ingat, godaannya berat, perempuan”.

“Jadi … jangan buat sembarangan. Pilih yang cocok dan cantik, terus nikah”, kata Mbah Harjo mewanti-wanti.

Mas Tarno dan Joko pun langsung pamit pulang ….

Singkat kata, bermodalkan SIM A Umum dan sertifikat Safety Driving, Joko diterima di suatu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang perminyakan. Hanya dalam beberapa hari, hampir seluruh pengemudi di kantor maupun yang berkantor di building yang terletak di bilangan Kuningan itu mengenalnya dengan baik.

Menginjak hari kesepuluh, Joko diperkenalkan oleh istri majikannya yang baru datang dan rencananya akan menetap selama setahun di Indonesia. Joko yang selama ini tak pernah bergaul dengan orang aing barang sekalipun sontak terkejut. Hatinya berdesir melihat penampilan dan tubuh seksi istri sang majikan. 

“Irene”, demikian kata sang istri majikan mempernalkan diri sambil mengangsurkan tangannya.   

“Joko …”, sahutnya.

Ilustrasi asap
Ilustrasi asap

Tiga hari kemudian, saat sang suami yang workaholic tengah menyelesaikan pekerjaannya, Joko dan Irene bergumul panas di ruang tamu apartemen. Entah berapa kali keduanya melakukan. Yang pasti, mula pertama, Irene benar-benar merasa terpuaskan. Sebelum Joko menjemput suaminya di kantor, Irene mencium pipinya sambil menyelipkan sejumlah uang ke saku celananya.

Beberapa teman yang akhirnya tahu perbuatan Joko mengingatkan agar tidak meneruskan hubungannya dengan Irene. Alih-alih berhenti, Joko makin merajalela. Tak hanya Irene, ia bahkan juga bermain cinta terlarang dengan Kim yang berasal dari Korea, Zhu wanita Taiwan bahkan Maria dari Australia — dan beberapa lagi yang hanya dilakukan sepintas, artinya tak sampai sebulan. 

Ya … boleh dikata, sejak itu, penampilan Joko pun kian perlente. Siapa pun yang baru melihat dan mengenalnya tak pernah menyangka kalau Joko hanya sopir ekspatriat. Hal itu berkat semua wanita yang pernah berkencan dengannya sangat terpuaskan. Oleh karena itu, mereka tak segan-segan merogoh koceknya dalam-dalam agar mendapatkan kepuasan hubungan badan yang menurut pengakuannya belum pernah didapatkan dari suaminya yang selama ini  gila kerja.

Dalam masa cuma enam bulan, Joko bisa membelikan rumah baru bagi ibunya di kampung halamannya. Sementara, ia sendiri lebih memilih indekos, namun di tempat yang tergolong kelas menengah atas. Joko benar-benar lupa diri. Selain ibu dan tetangga kos, entah sudah berapa banyak wanita yang telah rela menyerahkan kehormatan dan meminta pertanggung-anjawab ditolak bahkan dicampakkan dengan begitu saja olehnya.

Tak sampai tahun keempat, kehidupan Joko benar-benar meningkat dengan pesat. Rumah lumayan besar beserta isinya, ia sudah punya. Rumah itu diurus oleh Mbak Yah, perempuan desa bertubuh tambun yang datang dari desa di lereng Gunung Wilis untuk mencari kerja di Jakarta. 

Waktu terus berlalu, hingga pada suatu hari, Joko diperkenalkan oleh Jeane, istri Mr. Tom salah seorang konsultan penting di perusahaannya. Setelah saling sapa dan berjabat tangan untuk memperkenalkan diri, Joko tertegun. Betapa tidak, walau matanya nyalang melihat keindahan tubuh wanita yang didepannya, namun, Jeane tak merasakan apapun juga.

Karena penasaran, setelah mengantarkan Mr. Tom ke kantor, Joko senagaja menyempatkan diri keluar dan  datang dengan membawa setangkai bunga untuk Jeane. Alasannya, sebagai ungkapan selamat datang dan salam perkenalan. Namun apa daya, bunga itu diterima dan langsung dibuang ke tempat sampah. Sementara, Jeane langsung masuk sambil membanting pintu dengan keras.

Joko pun kembali ke kantor. Ia yakion, tak lama lagi Jeane bakal mencari dirinya seperti yang lain. Namun apa yang terjadi, baru saja mobilnya parkir di besmen kantornya, HP nya berdering. Ternyata panggilan dari Dora, Manajer SDM kantornya. Bergegas ia mendatangi. Baru saja ia berdiri di depan Dora, perempuan berwajah ketus itu menyampaikan amplop sambil berkata; “Ini surat PHK, Anda telah berlaku tidak layak pada istri pimpinan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan surat-surat pengalaman kerja dan lain-lain akan dikirim tiga hari kemudian … sedang uang akan ditransfer langsung ke rekening Anda”

Joko tak dapat berbuat dan berkata apa-apa. Ia melangkah gontai setelah menyerahkan kunci mobil dan langsung pulang. Setibanya di rumah, ia pun menangis dan meratap sejadi-jadinya. Ia menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya. Tapi apa daya, nasi telah menjadi bubur. Beruntung Mbak Yah mampu menghiburnya ….

Perlahan namun pasti, akhirnya, Joko pun bisa bangkit. Kini ia bekerja sebagai salah satu OJOL, dan mempersunting Mbak Yah. Begitu teman-temannya yang dahulu tahu, hanya ada satu kata yang tepat bagi Joko; “Itulah karma ilmu pelet. Buktinya, istrinya ….”.

artikel terkait

Apa komentarmu?

Artikel Terbaru

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Toko Merah

Sesuai dengan warnanya, bangunan yang berada di Kawasan Kota Tua Batavia, selain kepemilikannya beberapa kali berpindah tangan, keangkeran dan nuansa mistiknya juga terasa demikian...

Penjaga Gaib Pintu Air Jagir

Sebagaimana lazimnya bangunan lama, Pintu Air Jagir, Surabaya, yang dibangun pada rentang 1917 sampai sekarang masih berfungsi dengan baik, ternyata, dijaga oleh beberapa penunggu...

Artikel Terpopuler