Setelah beberapa waktu lamanya bergabung dengan ojol, namun, untuk mencukupi kebutuhan hidup yang terus meningkat, dengan sangat terpaksa ia harus rela bekerja sebagai pemulung ….
oleh: Mad Opar
Neomisteri – Akibat pandemi yang berkepanjangan, Karyo (34 tahun) yang semula bekerja sebagai kepala supervisor di salah satu supermarket dan terpaksa harus dirumahkan, kini, ia menjadi pemulung di salah satu pusat pertokoan yang ada di bilangan Jakarta Barat. Hal itu tak lepas dari campur tangan sahabatnya yang tak sampai hati melihat dirinya sungsang sumbal mencari nafkah.
Menjelang sore, saat pamit pada istri sambil mencium sang buah hati, ia selalu berkata; “Doakan ya … biar Bapak dapat rezeki banyak”.
“Aamiin”, demikian sahut Dewi, sang istri yang belakangan tahu kalau suaminya bekerja sebagai asisten keuangan pada malam hari di sebuah restoran. Maklum, agar sang istri tidak merasa rendah diri di hadapan tetangga, tiap berangkat, Karyo selalu berpakaian rapi.
Baca: Pengalaman Mistik Pengrajin Batu Akik
Seperti biasanya, setibanya di tempat kerja, setelah berganti pakaian di Pos Satpam, Karyo langsung memilah sampah dan mengelompokkannya; misalnya kardus, botol kaca, botol plastik serta kertas lalu dimasukkan ke wadah yang sudah dipersiapkan. Setelah itu, ia langsung membawanya ke pengepul … dan dua sampai tiga hari kemudian, ia pun menerima pembayarannya.
Malam itu, ketika membenahi sebuah dus nasi kotak, ada sebuah benda berbalut tisu jatuh dan menimbulkan suara dentingan disertai bau wewangian yang lumayan menyengat. Karyo terkesiap, ia mengambil bungkusan itu dan membukanya. Sontak … hatinya berdebar keras dan pandangannya pun nanar.
Betapa tidak, bungkusan itu berisi keris dengan bilah bolong berbentuk Miss V, sementara gagangnya yang juga terbuat dari besi yang menyatu dengan bilah berbentuk Mr. P. Karyo pun langsung memasukkannya ke dalam saku celana dan kembali bekerja. Saat ganti baju, ia memasukkan keris tadi ke dalam tas, lalu mengangkat serta mengikat karung berisi berbagai barang hasil ia memulung untuk dibawa ke pengepul.
Baca: Keris Sesuai Bulan Kelahiran
Sampai pulang ke rumah, tak ada kejadian yang berarti. Namun, saat tidur, Karyo bermimpi didatangi seorang lelaki tua yang sangat tampan dan berkata; “Terima kasih sudah bersedia merawatku”.
Karyo langsung tersadar. Angannya langsung saja mengarah ke keris yang tadi ia dapatkan … tak lama kemudian ia kembali tertidur dan terbangun pada keesokan paginya ….
Tidak seperti biasanya, sore itu, ketika akan berganti baju di Pos Satpam yang terletak di basement parkir dekat dengan tempatnya memilah sampah selama ini, mendadak, ia melihat seorang wanita muda yang hendak masuk ke mobil memperhatikan dirinya mulai dari kaki sampai kepala. Dan tak lama kemudian, wanita itupun mendekati Karyo.
“Lupa ya … sama Iren”, demikian katanya sambil mengangsurkan tangannya.
“Karyo …”, jawabnya sambil menyambut tangan Iren.
Setelah sejenak berbincang, Karyo yang masih kebingungan berjalan mengikuti Iren dan langsung naik ke mobil serta duduk di sebelahnya. Iren yang lincah membuat suasana pun cair. Sesaat Karyo bisa melupakan beban hidup tengah yang menghimpitnya. Mobil pun terus melaju ke arah Pluit. Setibanya di sana, ia pun menggandeng tangan Karyo menuju ke sebuah ruangan karaoke.
Begitu masuk, Iren menelepon dua orang untuk segera datang bergabung dengannya.
Tak sampai setengah jam, dua wanita cantik dengan pakaian ketat masuk ke ruangan dan menghambur dan mememluk Iren. Mata keduanya dengan tajam menatap Karyo. Linda yang berambut pirang sontak berkata; “Wow … ada barang baru neh”.
Yani yang sedang memeluk Iren langsung menoleh. Iren pun dengan enteng berkata; “Yes … tapi gua dulu yang nyobain ya”.
Mulanya Karyo tak pernah mengerti apa yang diperbincangkan oleh ketiganya. Ia hanya bisa diam dan melepaskan angannya entah jauh kemana ketika Iren mulai memeluk bahkan mencium bibirnya dengan ganas. Satu jam kemudian, Iren bangkit sambil menarik tubuh Karyo sambil berkata dan mengedipkan mata penuh arti; “Kalo bagus … gua pasti kasih tau lu berdua”.
“Ayo kita jalan dulu”, katanya sambil berjalan ke arah mobil.
Baca: Khasiat Batu Akik Berdasarkan Warna
Karyo hanya mengangguk dan mengikuti langkah Iren. Tak lama kemudian, keduanya sudah berada di kamar hotel yang ada di bilangan Ancol. Asmara purba pun bergelora. Iren yang selama ini piawai dalam mempermainkan keperkasaan lelaki harus mengaku takluk, karena, tak sampai dua jam … entah sudah berapa kali ia memuntahkan laharnya. Berbeda dengan Karyo, ia benar-benar tak pernah menyangka bisa sekuat itu. Maklum, walau harus mengimbangi permainan yang begitu garang dan panas, namun, ia berhasil menahan laharnya agar tidak membuncah.
Karena kelelahan, Iren pun tertidur. Di tengah-tengah itu, Karyo mengirim pesan singkat ke istrinya lewat WA; “Ma … maaf harus menginap di kantor karena lembur”.
Paginya, lepas mandi dan sarapan di kamar, Iren berkata lirih seolah enggan melepaskan Karyo kembali ke tengah-tengah keluarganya; “Beib … minta nomor rekening dong. Beli pakaian dan parfum yang bagus ya … biar aku enggak malu”.
Karyo langsung saja mengirimkan apa yang diminta Iren lewat WA. Tak lama kemudian, dari layar HP tertera dengan jelas betapa Iren telah mentransfer uang dalam jumlah yang lumayan besar.
Baca: Menangkal Ilmu Hitam dengan Batu Yakut
Sejak itu, Karyo yang punya panggilan kesayangan Chris … seolah lupa diri. Walau tidak meninggalkan Dewi sang istri dan Anggara buah cintanya yang kini telah tinggal dengan tenang dan damai di salah satu perumahan di pinggiran timur Jakarta, ia tetap meneruskan petualangannya. Boleh dikata, Karyo telah tenggelam dalam pelukan cinta terlarang dengan para wanita sosialita yang ingin mencoba bahkan mengulang keperkasaannya. Maklum, semua yang pernah berhubungan dengannya pasti merasa puas bahkan ingin terus mengulangnya. Entah sampai kapan ia akan berhenti, hanya waktu yang bakal menjawabnya.
Yang pasti, itulah kedahsyatan pelet dan keperkasaan Keris Kyai Klewer.