Belakangan, ketika tidur, Nining selalu bermimpi bertemu dengan Toro di suatu tempat makan di mal untuk menikmati hidangan kesukaan masing-masing dan menghabiskan waktu ….
oleh: Hamdan
Neomisteri – Menurut catatan, mantra atau amalan pengasihan tepuk bantal adalah merupakan warisan nenek moyang dan merupakan salah satu jenis ilmu pekasih yang tergolong tak lekang dimakan zaman. Maksud hati menuliskan ilmu pekasih yang satu ini tak lain untuk menambah wawasan pembaca sekaligus melestarikan ilmu-ilmu warisan leluhur.
Betapa tidak, selain praktis, si pengamal juga tidak memerlukan puasa sama sekali. Kata kuncinya adalah yakin!
Lewat konsentrasi dan keyakinan penuh dan hanya dilakukan ketika hendak tidur, tak pelak, pada saat yang sama si target akan selalu terbayang bahkan mimpi bertemu dengan si pengamalnya.
Kenyataan tersebut diakui dengan jujur oleh sahabat neomisteri, Toro (26 tahun). Ia yang kebetulan menjabat sebagai supervisor langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dimatanya, Nining (24 tahun) yang telah dua tahun menjadi istrinya adalah sosok yang begitu sempurna. Wajah, tubuh dan kulit serta tutur katanya seolah mampu memukau Toro.
Baca juga: Ajian Pembungkam
Hatinya sontak gelisah. Tapi apa daya, ia tak berani mengutarakan isi hatinya karena menurut beberapa teman Nining tergolong sosok yang pendiam, apalagi, ia juga tergolong pegawai baru di kantor itu. Baru sekitar tujuh bulan. Teman satu ruangan hanya tahu, Nining berasal dari Magelang, melanjutkan kuliah di Semarang dan sekarang tinggal di bilangan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Tiap makan siang di salah satu warung makan tradisional yang ada di dekat kantor, diam-diam, Toro sering mencuri-curi pandang. Bahkan tak jarang, tanpa sadar, keduanya saling tatap. Pada kesempatan ini, seperti biasa, Toro langsung saja melemparkan senyum terbaiknya.
Biasanya, malamnya, Toro tak langsung bisa tidur. Angannya menerawang jauh membayangkan ia tengah berdua dengan Nining. Sudah hampir sebulan, tidur tak nyenyak dan makan tak enak dirasakan oleh Toro yang sedang kasmaran.
Melihat itu, Nurdin, salah seorang sahabatnya hanya bisa tersenyum kecut sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Karena tak sampai hati, pada suatu hari, Nurdin pun nekat bertanya; “Keliatannya, kok makin kurus. Ada masalah?”
Toro terkesiap. Ia tak menyangka, perubahan dirinya diketahui oleh Nurdin. Dengan malu-malu, Toro menceritakan apa yang selama ini dipendamnya. Mendengar itu, Nurdin pun menyarankan; “Kenapa enggak tembak langsung?”
“Enggak mungkin Bro. Kita cuman sekedar kenal karena sekantor. Terus … kalo ditolak?” Jawab Toro balik bertanya.
Keduanya langsung terjebnak dalam angannya masing-masing. Hingga akhirnya, Nurdin pun berkata; “Pelet”.
“Hah … pelet, ke dukun? Ogah Bro. Pastinya modal gede buat beli ini, beli itu …”, sahut Toro, “bukan enggak modal, tapi, belon tentu berhasil”, lanjutnya sambil memberikan contoh bahwa salah seorang temannya yang sempat menghabiskan uang lumayan banyak tapi yang dimaksud tidaklah tercapai.
Nurdin hanya tersenyum sambil menghisap rokoknya dan meminta Toro untuk menulis.
Bismillahirrahmanirrahim
Tepuk bantal panggil semangat,
Semangat datang dalam mimpi,
Aku tidak menepuk bantal,
Aku menepuk jasad dan roh (sebut nama yang dituju),
Satu badan dua nyawa,
Satu jasad dua nyawa,
Rindu kasih dan sayang,
Guncangkan jasad dan roh (sebut nama yang dituju),
Aku melipat tangan,
Aku melipat hati (sebut nama yang dituju) terbuka kepadaku,
Sri pengasihku sri dali putij berkat diiringi sang semar,
Berkat doa Lailahaillallah Muhammadarrasulullah.
“Caranya, tiap mau tidur, duduk sila dan pangku bantal sambil membayangkan tubuh target. Setelah fokus, baca mantra tiga kali dengan tahan napas … begitu usai, tiup bantal dengan halus sambil menepuk sebanyak tujuh kali. Usahakan, tepukan dimulai begitu mantra diucapkan dan tepukan berakhir seiring dengan berakhirnya pembacaan mantra”, papar Nurdin panjang lebar.
“Tapi ingat, lu harus bersedia menikahi walau apapun kekurangannya. Prinsipnya jangan buat main-main”, kata Nurdin mewanti-wanti.
Toro dengan sumringah menjabat tangan Nurdin dan berjanji untuk menepati janjinya. Dan tiga bulan kemudian, ketika makan siang, Toro dan Nining duduk satu bangku dengan Nurdin — lima bulan setelah itu, undangan pernikahan keduanya pun beredar. Hampir semua teman serta pimpinan di kantor kaget, pasalnya, perkenalan keduanya begitu singkat.
Tapi, itulah jodoh ….
Baca Juga: